2.1 Teori Atom
Karya Dalton menandai awal dari era kimia modern. Hipotesis tentang sifat materi yang menjadi dasar teori atom Dalton dapat diringkas sebagai berikut
- Unsur-unsur tersusun dari partikel-partikel sangat kecil yang disebut atom.
- Semua atom dari unsur yang sama adalah identik, memiliki ukuran, massa, dan sifat kimia yang sama. Atom-atom suatu unsur berbeda dari atom-atom unsur lainnya.
- Senyawa tersusun atas atom-atom lebih dari satu unsur. Dalam senyawa apa pun, rasio jumlah atom dari dua unsur yang ada adalah bilangan bulat sederhana.
- Reaksi kimia hanya melibatkan pemisahan, kombinasi, atau penataan ulang atom; atom tidak dapat diciptakan ataupun dihancurkan.
Hipotesis dalton adalah cara lain untuk menyatakan hukum kekekalan massa, yaitu bahwa materi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Karena materi tersusun dari atom yang tidak berubah selama reaksi kimia, maka massanya juga harus tetap. Pandangan jenius Dalton tentang sifat materi adalah stimulus utama bagi kemajuan pesat kimia selama abad kesembilan belas.
2.2 Struktur Atom
Sebuah tabung sinar katoda dengan medan listrik yang tegak lurus terhadap arah sinar katoda dan medan magnet eksternal. Simbol N dan S menunjukkan kutub magnet utara dan selatan. Sinar katoda akan menghantam ujung tabung di A di hadapan medan magnet, di C di hadapan medan listrik, dan di B ketika tidak ada medan eksternal yang hadir atau ketika efek medan listrik dan medan magnet saling menghilangkan.
Dalam beberapa percobaan, dua pelat bermuatan listrik dan magnet ditambahkan ke bagian luar tabung sinar katoda. Ketika medan magnet hidup dan medan listrik mati, sinar katoda mengenai titik A. Ketika hanya medan listrik yang menyala, sinar tersebut mengenai titik C.Ketika medan magnet dan listrik mati atau ketika keduanya hidup Tetapi seimbang sehingga mereka membatalkan pengaruh satu sama lain, sinar tersebut mengenai titik B. Menurut teori elektromagnetik, benda bermuatan bergerak berperilaku seperti magnet dan dapat berinteraksi dengan medan listrik dan magnet yang dilaluinya. Karena sinar katoda ditarik oleh pelat yang membawa muatan positif dan ditolak oleh pelat yang membawa muatan negatif, ia harus terdiri dari partikel bermuatan negatif. Kita tahu partikel bermuatan negatif ini sebagai elektron. Gambari bawah menunjukkan pengaruh magnet batang pada sinar katoda.
(a) Suatu sinar katoda yang dihasilkan dalam tabung vakum. Sinar itu sendiri tidak terlihat, tetapi fluoresensi lapisan seng sulfat pada kaca menyebabkannya tampak hijau. (b) Sinar katoda dibelokkan ke bawah ketika sebuah batang magnet dibawa ke arahnya. (c) Ketika polaritas magnet terbalik, sinar membelok ke arah yang berlawanan.
Seorang fisikawan Inggris bernama J. J. Thomson menggunakan tabung sinar katoda dan pengetahuannya tentang teori elektromagnetik untuk menentukan rasio muatan listrik terhadap massa elektron secara individu. Angka yang didapatkan adalah -1,759 x 10⁸ coulomb/gram, di mana C adalah singkatan dari coulomb, yang merupakan satuan muatan listrik.
massa elektron = muatan
muatan/massa
= -1.6022 X 10^-19 C
-1.76 X 10^8 C/g
= 9.10 X 10^-28 g
Radioaktivitas
Tahun 1895, Wilhelm Rontgen memerhatikan sinar katoda menyebabkan kaca dan logam memancarka sinar yang sangat tidak biasa. Karena sinar ini tidak bisa dibelokkan oleh magnet, membuktikan bahwa sinar ini tidak mengandung partikel bermuatan seperti sinar katoda. Rontgen menyebutnya dengan sinar x karena sifatnya yang tidak diketahui. Kemudian, Antoine Becquerel dan salah satu siswanya menemukan bahwa, seperti sinar X, sinar dari senyawa uranium sangat energik dan tidak bisa dibelokkan oleh magnet, tetapi berbeda dengan sinar X karena muncul secara spontan. Sejak itu, setiap elemen yang secara spontan memancarkan radiasi disebut radioaktif.
Tiga jenis sinar yang dihasilkan oleh peluruhan atau pemecahan zat radioaktif seperti uranium (gambar 2.5).
a. Sinar alfa (α) terdiri dari partikel bermuatan positif, disebut partikel α, dan karena itu dibelokkan oleh pelat bermuatan positif.
b. Sinar beta (β), atau βpartikel, adalah elektron dan dibelokkan oleh pelat bermuatan negatif.
c. sinar gamma (γ), Jenis radiasi radioaktif ketiga terdiri dari sinar berenergi tinggi seperti sinar X, sinar tidak memiliki muatan dan tidak dipengaruhi oleh medan luar.
Proton dan Inti
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford, melakukan penyelidikan menggunakan partikel alfa untuk menyelidiki struktur atom. Rutherford dan dua rekannya melakukan serangkaian percobaan menggunakan lembaran emas tipis dan logam lain sebagai target partikel alfa dari sumber radioaktif. Rutherford kemudian menjelaskan bahwa "sebagian besar atom pasti merupakan ruang kosong. Ini menjelaskan mengapa sebagian besar partikel α melewati lembaran emas dengan sedikit atau tanpa defleksi. Muatan positif atom, menurut Rutherford, semuanya terkonsentrasi di inti, yang merupakan inti pusat padat di dalam atom. Ketika sebuah partikel α mendekati inti dalam percobaan hamburan, ia mengalami gaya tolak yang besar dan karena itu terjadi defleksi yang besar. Selain itu, partikel aα yang bergerak langsung menuju inti akan ditolak sepenuhnya dan arahnya akan dibalik."
Neutron
Model struktur atom Rutherford meninggalkan satu masalah besar yang tidak terpecahkan. Diketahui bahwa hidrogen, atom paling sederhana, hanya mengandung satu proton dan atom helium mengandung dua proton. Oleh karena itu, perbandingan massa atom helium dengan atom hidrogen harus 2: 1. (Karena elektron jauh lebih ringan daripada proton, kontribusinya terhadap massa atom dapat diabaikan.) Namun kenyataannya, rasionya adalah 4: 1. Setelah beberapa percobaan yang dibuktikan oleh James Chadwick dan didapatkan dalam inti helium ada dua proton dan dua neutron, tetapi dalam inti hidrogen hanya ada satu proton dan tidak ada neutron, oleh karena itu, rasionya adalah 4:1.
Gambar di atas menunjukkan lokasi partikel dasar (proton, neutron, dan elektron) dalam sebuah atom. Ada partikel subatom lainnya, tetapi elektron, proton, dan neutron adalah tiga komponen fundamental dari atom yang penting dalam kimia.
2.3 Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop
Nomor atom (Z) adalah jumlah proton dalam inti setiap atom unsur. Dalam atom netral jumlah proton sama dengan jumlah elektron, sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron yang ada dalam atom netral.
Contoh soal: Tentukan jumlah proton, elektron, dan netron pada atom oksigen berikut.
Jawab:
Nomor masa, A = 16
Nomor atom, Z = 8
Jumlah proton, p = Z = 8
Jumlah elektron, e = Z = 8
Jumlah netron, n = A – Z = 16 – 8 = 8
Jadi jumlah proton 8, jumlah elektron 8, dan jumlah netron 8.
2.4 Tabel Periodik
Tabel periodik adalah alat yang berguna yang menghubungkan sifat-sifat unsur dengan cara yang sistematis dan membantu kita untuk membuat prediksi tentang sifat kimia. .
Tabel periodik modern di mana unsur-unsur disusun berdasarkan nomor atom (ditunjukkan di atas simbol unsur) dalam baris horisontal yang disebut periode dan dalam kolom vertikal yang dikenal sebagai golongan, sesuai dengan kesamaan dalam sifat kimianya.
Unsur-unsur dapat dibagi menjadi tiga kategori-logam, non logam, dan metaloid. Sebuah logam adalah konduktor panas dan konduktor listrik yang baik, sementara non logam biasanya merupakan konduktor panas dan listrik yang buruk. Metaloid memiliki sifat-sifat yang bersifat intermediet antara logam dan non logam. menunjukkan bahwa sebagian besar unsur yang dikenal adalah logam; hanya 17 unsur non logam, dan 8 unsur adalah metaloid. Dari kiri ke kanan sepanjang periode, sifat fisika dan sifat kimia unsur-unsur berubah secara bertahap dari logam menjadi non logam.
Format tabel periodik:
- Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom, lambang unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke kanan berdasarkan kenaikan nomor atom.
- Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan barisan vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem IUPAC baru, setiap golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau B. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama pada tabel periodik akan memiliki kemiripan sifat.
- Unsur-unsur golongan 1A−8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur golongan utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan unsur logam transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan aktinida, disebut unsur logam transisi dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar